Menurutsejarawan Geoffrey Robinson dalam buku Sisi Gelap Pulau Dewata ;"Para intelektual, kebanyakan guru sekolah, redaktur media massa dan sebagainya merupakan mayoritas nama-nama yang terdaftar. Kesatuan Bo'ei Teisin Tai pertama berdiri pada Maret 1945, dan pada Juni 1945, grup kedua bertolak dari Buleleng ke Gianyar untuk latihan".
Sebagaicontoh paman dalam bahasa inggris adalah uncle, tetapi dalam bahasa mandarin ada 3 kata yang berarti paman dan ketiga kata itu di alamatkan berbeda menurut pihak dari sebelah ayah atau ibu ( untuk lebih jelasnya baca 10 Panggilan Paman dan Bibi dalam Bahasa Mandarin). Apakah kalian sudah menikah?
BUqzmH. Sumber Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar nomer 4 menurut Dengan peringkat ke 4 sebagai penduduk terbesar dunia indonesia memiliki banyak juga ragam suku dan budaya alhasil dijuluki bhinneka tunggal ika. Artinya berbeda-beda tapi tetap satu jua. banyaknya suku dan budaya Indonesia jadi kaya akan bahasa. Bahasa merupakan tanda kemampuan gerak tubuh atau kata yang digunakan oleh seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dalam kesempatan kali ini akan membahas tentang panggilan-panggilan yang biasa digunakan orang bali untuk menyapa. Menyapa sesama dengan tujuan untuk menciptakan suasana keharmonisan. Panggilan Sapaan untuk Orang Bali Saat pertama kali berkunjung ke bali alangkah baiknya kita mempelajari terlebih dahulu Bahasa dan budaya yang ada disana. Minimal kita tahu bagaimana menyapa saat kita berpapasan dengan orang lain. Karena Bahasa dapat menjadikan kita lebih dekat dengan masyarakat local. Keramahan-keramahan dari orang bali ataupun dari daerah lain dapat semakin terasa jika kita terlebih dulu tau dan mempelajarinya. Banyak oaring yang familiar dengan sapaan “bli”. Tapi apa hanya bli saja ? pada kesempatan kali ini akan membahas tentang panggilan yang biasa digunakan untuk menyapa orang bali Bli laki-laki Sapaan yang pertama Ketika bertemu orang bali yang sangat popular yaitu bli, sapaan bli sangat familiar sekali pastinya, kata ini digunakan Ketika kalian bertemu orang bali laki-laki yang lebih tua, tapi tidak tua-tua sekali, atau bisa juga orang yang seumuran tapi tidak kenal akrab atau baru ketemu. Saapan Bli untuk kalian yang belum kenal dengan oaring yang anda temui dalam tata Bahasa bali kata ini diarasa paling halus atau paling sopan untuk menyapa orabf bali yang baru anda kenal. Gus Adik Laki-Laki Sapaan kedua yaitu Gus. Kata ini diambil dari Bahasa balinya “bagus” yang berarti ganteng atau tampan. Gus ini dalam artian Bahasa Indonesia yaitu adik/adek. Karena adek pasti lebih muda dari pada kita, jadi kata ini digunakan Ketika kalian bertemu dengan orang bali yang lebih muda dari kalian berapa pun selisih umurnya. Sapaan gus juga bisa digunakan Ketika kita bertemu orang bali yang seumuran tapi dengan cataan sudah pernah bertemu sampai bertegur sapa tapi tidak tahu namanya. Catatan nih jangan sampai kalian memanggil orang yang baru kalian temui atau baru kenal dengan sapaan gus karena kata ini dirasa tidak sopan. Mbok Perempuan Sapaan selanjutnya yaitu “mbok”. Pasti dipikiran kalian langsung muncul mbok ? simbok ? emak ? simbah ?. dalam kultur jawa dan familiarnya disana mbok adalah panggilan untuk orang yang sudah tua, sudah memiliki anak bahkan cucu. Namun di bali berbeda, Bahasa bali mbok biasa digunakan untuk menyapa perempuan yang lebih tua tapi tidak terlalu tua sekali, atau bisa juga dalam Bahasa Indonesia diartikan mba’. Saapan mbok untuk kalian yang belum kenal dengan orang yang anda temui dalam tata Bahasa bali kata ini di rasa paling halus atau paling sopan untuk menyapa perempuan bali yang baru kita kenal. Gek Adik Perempuan Sapaan berikutnya yaitu Gek. Kata ini diambil dari Bahasa balinya “Jegeg=Geg=Gek” yang berarti cantik. kata gek ini dalam artian Bahasa Indonesia yaitu adik/adek perempuan. Karena adek pasti lebih muda dari pada kita, jadi kata ini digunakan Ketika kalian bertemu dengan orang bali perempuan yang lebih muda dari kalian berapa pun selisih umurnya atau bisa juga digunakan untuk yang seumuran. Catatan Ketika kalian seorang perempuan kemudian ada orang yang lebih muda dari kalian menyapa kalian dengan sapaan gek ini dapat diartikan atau dikonotasikan kemungkinan besar kalian sedang digoda atau dirayu. Bli Bagus Laki-Laki Untuk sapaan yang ini jarang ditemui, misal kalian disapa oleh perempuan bali dengan sapaan “bli bagus” kalian beruntung sekali. Sapaan “bli bagus” memiliki konotasi menggoda atau merayu kalo di jawa mirip dengan “kang mas”. Atau jika kalian seorang perempuan bisa digunakan untuk panggilan saying ke pacarnya. “bli bagusnya aku” pasti langsung deg deg serrrrr wkwkwk. Jero Orang Penting Panggilan sapaan “jero” ini biasa digunakan sebagai panggilan penghormatan. “jero” dapat digunakan Ketika kalian bertemu dengan pemuka agama atau oaring yang drajat/kastanya lebih tinggi. Penggunaan kata “jero” biasanya seperti Jero Mangku ataupun sapaan Jero yang disambung dengan nama. Sapaan lain yang ditujukan untuk pemuka agama selain jero juga bisa menggunakan ratu aji atau boleh juga disingkat tuaji. Bagi pemuka agama yang belum menikah biasanya dipanggil dengan gus aji Pekak Orang Tua Sapaan pekak ini digunakan untuk orang yang sudah berumur atau sangat tua. Tepatnya adalah pekak atau dapat disingkat kak. Alternatif lain juga bisa menggunakan sapaan wayah atau datuk. Jegeg atau Geg Cantik Jegeg atau Geg ini bisa digunakan untuk menyapa remaja perempuan di bali. Jegeg sendiri memiliki arti cantik. Ida Ayu atau Dayu Ida ayu atau bisa juga Dayu, sapaan ini mungkin tidak familiar karena lebih tepatnya digunakan untuk menyapa Wanita yang berasal dari kasta brahmana. Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi dalam bali. Kaum Brahmana bertugas dalam menjalankan upacara- upacara keagamaan. Nini Nenek Sapaan nini ini digunakan untuk menyapa ninik atau nenek. Tapi ada juga yang menyebut sapaan ninik ini dengan odah, niyang, atau dadong. Artinya sama nenek. Namun yang lebih familiar yaitu nini atau ninik. Men Sapaan Men, pasti dibenak kalian mengira kalo ini pasti sapaan untuk laki-laki, jika benar begitu kalian salah. Sapaan men ini digunakan untuk mrnyapa Wanita bli yang usianya sudah berumur atau tua. Bisa juga Mek atau Meme, biasanya men ini digunakan untuk mengganti panggilan ibu. Misalnya ibu Nyoman bisa diganti Men Nyoman. Maman dan Wak Paman dan Bibi Kalau sapaan ini pasti familiar kan di telinga kalian. Maman atau wak ini memiliki arti paman maman dan wak bibi. Bisa juga menggunakan sapaan “Meme” atau “Men” atau “Mek” singkatan dari “Emek” yang artinya ibu. Penggunaannya ditambahkan dengan namanya. contohnya Mekman singkatan dari Meme Nyoman atau Ibu Nyoman, bisa juga diartikan ibu dari Nyoman. Semoga bermanfaat, adapun jika terdapat kesalahan penulisan maupun kata dapat dibenarkan melalui kolom komentar, hujatan akan menimbulkan hal yang tidak baik untuk mental. Mari kita saling menjaga satu sama lain untuk keharmonisan dalam bersosial. Jangan lupa dipraktekkan yah. Terimakasih untuk yang sudah berkunjung.
10+ Cara Panggilan Bibi Dalam Berbagai Bahasa Terupdate. Ia memanggil sosok wanita yang paling disayanginya dan amat penting baginya. Honey merupakan salah satu panggilan sayang yang romantis. Panggilan ibu dalam berbagai bahasa dunia, unik dan bisa jadi referensi! Honey merupakan salah satu panggilan sayang yang romantis. Berikut ini beberapa panggilan untuk om / paman dan tante / bibi dalam bahasa bali Inilah 7 panggilan bagi ayah dalam bahasa jepang berita jepang Nama panggilan untuk ibu bapa dalam islam. Honey merupakan salah satu panggilan sayang yang romantis. Honey merupakan salah satu panggilan sayang yang Beberapa Nama Panggilan Lucu Buat Pacar Yang Sudah Dilansir Dari Berbagai Sumber10 Penyebutan Anggota Keluarga Dalam Bahasa Merupakan Salah Satu Panggilan Sayang Yang Di Indonesia Kita Bisa Menyebut Anggota Keluarga Dengan Mama, Papa, Adik, Kakak, Paman, Bibi, Dan Ibu Dalam Berbagai Bahasa Dunia, Unik Dan Bisa Jadi Referensi!Kesimpulan dari 10+ Cara Panggilan Bibi Dalam Berbagai Bahasa Terupdate. Berikut ini beberapa panggilan untuk om / paman dan tante / bibi dalam bahasa bali Kali ini kita akan membahas mengenai panggilan paman dan bibi dalam bahasa mandarin. Contohnya, di indonesia kita bisa menyebut anggota keluarga dengan mama, papa, adik, kakak, paman, bibi, dan lainnya. Honey Merupakan Salah Satu Panggilan Sayang Yang Romantis. Namun selain panggilan yang terkesan modern tadi, ada juga yang masih menggunakan panggilan yang lekat dengan kearifan lokal. Contohnya, Di Indonesia Kita Bisa Menyebut Anggota Keluarga Dengan Mama, Papa, Adik, Kakak, Paman, Bibi, Dan Lainnya. Tak peduli kata mana yang ia gunakan untuk memanggil. Panggilan Ibu Dalam Berbagai Bahasa Dunia, Unik Dan Bisa Jadi Referensi! Berbeda dengan bahasa indonesia dan inggris, panggilan paman dan bibi sangat. Panggilan ibu dalam bahasa bali disebut sebagai biyang, biyung, atau memek. Honey merupakan salah satu panggilan sayang yang romantis.
bahasa bali, belajar bahasa bali, cara mudah belajar bahasa bali, cara cepat belajar bahasa bali, belajar bahasa bali Silsilah Keluarga, Silsilah Keluarga dalam bahasa bali, bahasa balinya Silsilah Keluarga, Silsilah Keluarga bahasa bali.
Daftar Isi Tingkatan dalam Bahasa Bali 1. Basa Kasar Pisan, Jabag 2. Basa Andap 3. Basa Madia 4. Basa Alus Singgih, Sor, Mider Apa Saja Panggilan untuk Ibu dalam Bahasa Bali? 1. Tu Biang 2. Meme/Meme' 3. Ibu atau Mama Kata Sapaan untuk Anggota Keluarga dalam Bahasa Bali 1. Sapaan Bapa/Nanang dan Me/Meme 2. Sapaan Aji/Ajung dan Biang/Ibu 3. Sapaan Ning/Cening dan Gus/Gung 4. Sapaan Luh dan Gek/Yuk 5. Sapaan Buk, Memene atau Menyebut Nama 6. Sapaan Pak atau Bapane 7. Sapaan Kak/Pekak dan Dong/Dadong Jakarta - Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki beragam bahasa daerah. Salah satu yang paling menarik adalah bahasa/basa Bali yang memiliki tata bahasa dan kosa kata kata tentunya akrab dengan kehidupan masyarakat Pulau Dewata tersebut, misalnya bahasa Bali Ibu yaitu meme. Penyebutan ibu dalam bahasa Bali cukup variatif, begitu pun dengan penyebutan anggota keluarga mengetahui penyebutan Bahasa Bali ibu, simak dulu tingkatan-tingkatan dalam bahasa Bali, ya! Tingkatan dalam Bahasa BaliSama seperti bahasa daerah lainnya, bahasa Bali terbagi menjadi halus dan kasar. Perlu kita ketahui, masyarakat Bali menjunjung tinggi pabiyanan linggih atau perbedaan kedudukan dalam strata sosial/ Bali terbagi atas kasta jaba Sudra dan triwangsa Brahmana, Kesatria dan Waisya. Karena itu, berbicara dalam bahasa Bali tidak boleh sembarangan. Sangat penting untuk mengetahui usia dan kedudukan sosial lawan Bali memiliki tingkatan atau unggah-ungguh basa yang perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya mulai dari yang paling kasar hingga halus1. Basa Kasar Pisan, JabagBahasa Bali kasar adalah bahasa yang artinya tidak baik dan tidak direkomendasikan untuk digunakan pada orang yang baru dikenal, apalagi kepada orang tua. Basa kasar sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Basa kasar pisan, merupakan jenis bahasa yang tidak memiliki nilai dan sopan santun. Biasanya digunakan saat bertengkar, mengumpat atau mencaci kasar jabag, ditunjukan untuk orang yang lebih tua dan berkasta tinggi. Walaupun disisipkan sedikit basa madia, maknanya tetap kasar dan biasa digunakan saat sedang bertengkar atau Basa AndapBasa andap adalah jenis bahasa Bali yang memiliki nilai rendah atau endep, namun artinya tidak kasar. Hanya saja basa andap dianggap tidak memiliki makna, nilai dan rasa yang dibilang basa andap berada ditengah-tengah, tidak halus mau pun kasar. Basa andap sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari atau kepada teman yang sebaya. Jika belum bisa memastikan usia seseorang, lebih baik jangan menggunakan basa andap Basa MadiaBasa madia merupakan jenis bahasa Bali yang terdengar halus, namun sebenarnya bermakna biasa saja. Walaupun begitu level bahasa ini masih lebih tinggi dibandingkan basa andap karena kosa-katanya lebih enak dalam bahasa madia mirip dengan bahasa alus, hanya saja lebih singkat dan pendek. Contohnya, inggih menjadi nggih dan nénten menjadi ten. Bahasa jenis ini sering ditemukan dalam pergaulan sehari-hari dan aman digunakan untuk berbicara dengan orang yang belum Basa Alus Singgih, Sor, MiderBasa Bali alus adalah tingkatan bahasa Bali yang paling tinggi dan memang pengucapannya terdengar sangat lembut dan sopan. Basa jenis ini biasa digunakan pada acara-acara resmi atau saat berbicara dengan orang yang dihormati seperti pejabat atau kalangan juga ditemukan dalam percakapan antara mahasiswa/murid dengan dosen/gurunya. Bahasa Bali alus terbagi menjadi 2 yaitu Basa alus singgih, biasa digunakan oleh orang berkasta sudra kepada orang berkasta alus sor, biasa digunakan saat acara resmi dan forum penting. Tujuan penggunaan bahasa alus sor adalah untuk menunjukan kesopanan atau merendahkan diri dihadapan orang yang dinilai lebih Saja Panggilan untuk Ibu dalam Bahasa Bali?Bahasa Bali Ibu juga terbagi menjadi beberapa penyebutan, tergantung dari tingkatan atau strata sosial. Umumnya, penyebutan bahasa Bali Ibu terbagi menjadi1. Tu BiangDalam bahasa Bali halus, 'ibu' biasanya disebut Tu Biang, biang atau biyang. Penyebutan ini biasanya hanya digunakan oleh keluarga dengan kasta triwangsa. Namun, hal ini juga tergantung dari kebiasaan dan tata krama yang diajarkan keluarga sedari Meme/Meme'Sementara dalam bahasa Bali biasa, 'ibu' juga biasa disebut meme atau meme'. Mungkin, bagi masyarakat luar Bali yang mendengar kata ini akan terdengar sedikit ambigu. Sebenarnya, penulisannya tidak menggunakan huruf 'K.' Namun karena logat Bali yang memiliki penekanan yang agak kental di belakang Ibu atau MamaTidak semua masyarakat Bali menyebut 'ibu' dengan bahasa daerah. Justru, penyebutan 'ibu' atau 'mama' adalah yang paling umum digunakan. Tidak ada yang salah dengan penyebutan ini karena 'ibu' atau 'mama' merupakan bahasa yang umum digunakan di Sapaan untuk Anggota Keluarga dalam Bahasa BaliTidak hanya bahasa Bali ibu, penyebutan anggota keluarga lain juga bervariasi bergantung dari tingkatannya. Bukan hanya berguna untuk percakapan antara anggota keluarga, hal ini juga sangat berguna untuk tamu yang ingin berkunjung ke rumah keluarga dari itu, sebelum bertamu ke rumah orang Bali sangat penting untuk mengetahui strata sosial dari keluarga tersebut, apakah mereka merupakan keturunan wangsa sudra atau keturunan triwangsa. Berikut ini adalah sapaan setiap anggota keluarga dalam bahasa Bali 1. Sapaan Bapa/Nanang dan Me/MemeBapa/Nanang biasanya digunakan untuk memanggil orang tua laki-laki, baik ayah maupun ayah mertua. Sementara, penyebutan orang tua perempuan, baik ibu maupun ibu mertua adalah Me/ ini sering digunakan masyarakat Bali dengan kasta Sudra. Namun, bisa juga digunakan saat ingin bertamu kerumah orang Bali, memanggil orangtua dengan sebutan bapa atau meme juga bsa yang kita tau, penyebutan bapa adalah bahasa yang umum digunakan. Jika belum mengetahui kasta dari orang terbebut, sebutan meme atau bapa sangat aman Sapaan Aji/Ajung dan Biang/IbuBerbeda dengan masyarakat Bali biasa, dengan kasta tinggi atau keturunan triwangsa brahmana, kesatria, waisya, biasanya memanggil orangtua laki-laki dengan sebutan aji/ajung, baik itu ayah maupun ayah mertua. Sementara, bahasa Bali ibu adalah biang/tu biang/ Sapaan Ning/Cening dan Gus/GungTidak hanya penyebutan untuk orang tua, penyebutan anak dalah bahasa Bali juga memiliki aturan. Masyarakat Bali dari keturunan sudra, biasa memanggil anak atau menantu laki-laki mereka dengan sebutan ning/ berbeda jika ingin memanggil anak atau menantu laki-laki keturunan triwangsa, biasanya dipanggil gus/gung karena terdengar lebih halus dan sopan. Gus dalam bahasa Bali memiliki arti ganteng atau Sapaan Luh dan Gek/YukPenyebutan untuk anak atau menantu perempuan dalam bahasa Bali adalah luh, biasa digunakan dalam keluarga keturunan sudra. Sementara keluarga keturunan triwangsa biasanya menggunakan sapaan gek/ sendiri adalah kepanjangan dari jegeg yang berarti cantik. Sangat umum di Bali untuk memanggil perempuan yang umurnya lebih muda, atau yang belum dikenal dengan sebutan 'gek'.5. Sapaan Buk, Memene atau Menyebut NamaSeorang suami yang berasal dari keturunan sudra biasanya menyapa istrinya dengan menggunakan sebutan buk, memene ibu atau nama panggilan. Contohnya, "Suba suud nyakan, Made?" yang artinya "Sudah selesai masak, Made?" Sementara itu, jika seorang suami sedang membicarakan istrinya dengan pihak lain maka digunakan kata kepemilikan kurenan tiangé yang artinya isteri saya. Contohnya, "Komang suba luas ajaka kurenan tiangé" artinya "Komang sudah pergi bersama istri saya".Selain itu bisa juga menyebut nama sang anak tertua, seperti "Komang suba luas ajaka ibunya Made" yang artinya "Komang sudah pergi bersama ibunya Made". Walaupun terkesan tidak romantis atau kurang pantas, panggilan ini tetap Sapaan Pak atau BapaneSapaan istri kepada suami juga hampir sama, bisa menggunakan 'pak' atau 'bapane'. Namun, istri tidak boleh memanggil suami dengan nama panggilannya karena hal ini dianggap tidak jika seorang isteri sedang membicarakan suaminya dengan pihak lain juga bisa menggunakan kata kepemilikan yaitu kurenan tiangé yang artinya suami saya atau menyebut nama anak Sapaan Kak/Pekak dan Dong/DadongSeorang cucu biasanya menyapa kakeknya dengan sebutan pekak atau kek. Sementara menyapa neneknya dengan sebutan 'dong/dadong'. Penyebutan bahasa Bali ibu maupun anggota keluarga lainnya memang cukup beragam dan agak membingungkan bagi orang yang belum hal ini sangat penting diketahui terutama saat kita ingin bertamu ke rumah orang Bali sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya mereka. Semoga bermanfaat, detikers! Simak Video "Pesona Wisata Sumenep Pantai, Sejarah, dan Tradisi" [GambasVideo 20detik] des/row
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam pelajaran bahasa Indonesia dulu saya seringkali mendengar istilah paman dan bibi merujuk pada saudara ayah atau Ibu kita. Tapi dalam dunia nyata saya sepertinya tidak pernah mendengar istilah tersebut. Umumnya orang orang disekitar saya lebih terbiasa memanggil om dan tante. Hal ini terutama terjadi pada keluarga muda yang anak pertamanya berusia di bawah 10 muncul di benak saya, bukankah istilah paman dan Bibi sepertinya sudah ketinggalan zaman ? apakah istilah ini 20 tahun yang akan datang akan hilang dan sekedar menjadi sebuah perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia yang sudah sulit ditemui di dunia nyata?Hal yang sama saya temui juga dengan istilah bapak dan Ibu untuk mengacu pada panggilan ayah dan Ibu. Panggilan yang umum pada zaman dulu, tapi sekarang sudah mengalami penyempitan makna. Orang di sekitar saya tidak ada yang memanggil orangtua dengan sebutan bapak dan ibu, tapi papa mama. Atau abi umi. Bagi saya sah sah saja. Saya hanya menyoroti bahwa panggilan bapak dan ibu sekarang hanya untuk mengacu pada panggilan formal, misalnya Bapak Johan, Ibu Widya dll, tapi untuk panggilan akrab antara anak dan orang tua maka tidak ada panggilan hal ini masih mending. Bagaimana dengan istilah Pak lek dan Bu Lek yang artinya sama dengan istilah om dan tante dalam bahasa Jawa? Generasi mudayang masih anak anak sudah tidak mengenai istilah seperti ini sepertinya karena sudah jarang dipakai kecuali oleh orang tua mereka yang merupakan generasi lama memanggil pak Lek dan Bu Lek mereka, tapi tidak diajarkan untuk anak anaknya. Bahkan family saya yang ada di desa sudah mulai membiasakan anak anakyang masih kecil untuk panggilan om dan tante kala bertemu dengan kami. Panggilan Bu Lek dan pak Lek hanya untuk generasi sebelumnya atau yang sudah beranjak sosiologi sudah dikenal istilah perubahan social budaya. Dan Saya rasa ini termasuk perubahan social budaya dalam hal bahasa di budaya jawa dimana generasi sekarang sepertinya akan merasa tertinggal dan tidak modern kalau menggunakan istilah ndeso semacam itu, dan harus menggunakan istilah yang lebih modern. Perubahan ini social budaya ini berjalan secara lambat tapi sangat terasa. Tidak ada penolakan dan resistensi dalam masyarakat karena dianggap tidak membahayakan semacam pornografi atau budaya kekerasan. Kita hanya merasa semakin aneh kala mendengar istilah lama dalam kehidupan sehari hari karena semakin jarang juga sepertinya juga tidak mampu memberikan suatu perlawanan yang berarti, karena ayah saya juga biasa biasa saja termasuk bercakap cakap dengan cucu cucunya yang sudah dibiasakan sejak kecil untuk selalu berbicara dalam bahasa Indonesia. Pernah dicoba untuk berbicara dalam bahasa jawa untuk cucunya yang masih kecil dan sang cucu tidak paham sama sekali sementara diajak bahasa Indonesia langsung paham, padahal sang cucu hidup di Kota Solo, bukan di Jakarta lho. Akhirnya ya ayah saya selalu bercakap cakap dengan bahasa Indonesia, dan ketularan menggunakan hal yang sama dengan cucu cucu lain dari anak yangberbeda padahal cucu cucu lain yang agak besar selalu berbicara dengan menggunakan bahasa jawa ngoko saja saya melihat dari suku jawa, karena entah kenapa panggilan yang mencerminkan cirri local di suku lain sepertinya masih terjaga dengan baik, misalnya panggilan tulang , opung, masih umum dikenal di telinga saya, tapi di suku jawa semakin sukar menemukannya untuk generasi muda yang baru sekolah saya berpikir, apakah ini sebagai wujud dari rasa keminderan bangsa initerkhusus suku Jawa sehingga terkesan kuno kalau masih memanggil pak lek dan bu lek pada paman dan bibi mereka. Apakah mungkin ini juga dampak dari penjajahan sekian tahun oleh bangsa barat sehingga dalam alam bawah sadar bangsa, terkhusus suku jawa ini ada suatu keminderan bahwa mereka lebih inferior daripada bangsa asing sehingga harus menggunakan istilah istilah yang lebih keren karena modern sama halnya dengan budaya asing, terutama barat dan istilah local itu mencerminkan sebuah ketertinggalan?Hmmm, jadi ingat kalau nonton film film jepang, mereka memanggila ayah dan ibu mereka bukan dengan papa mama seperti layaknya di berbagai belahan dunia yang lain, tapi mereka memangil dengan oka san dan oto san, pelafalannya jauh berbeda dengan papa mama papi mami, artinya itu bahasa local mereka. Sebagai bangsa yang dianggap Negara maju, mereka tidak terpengaruh dengan itu dan tetap mempertahankan cirri. Itu kalau yang di film lho ya , nggak tau kalau di dunia nyata siapa tahu generasi mudanya memanggil mummy and daddy, hahahahaha. Itu sungguh sebuah contoh budaya yang dipertahankan walau globalisasi terjadi di dunia ini sementara mereka adalah Negara yang sangat saja kita memang sudah harus siap siap bahwa istilah panggilan local ini kelak hanya akan menjadi perbendaharaan bahasa jawa tapi tidak pernah digunakan lagi dalam kehidupan sehari hari. Begitu juga dengan sebutan paman dan bibi mungkin hanya akan menjadi perbedaharaan yang digunakan masyarakat Indonesia dulu tapi tidak di gunakan lagi pada generasi mendatang, mungkin 20-30 tahun lagi. Salam sejahtera bagi kita semua. Lihat Sosbud Selengkapnya
panggilan paman dan bibi dalam bahasa bali